METODE MAGNETOTELURIK
Teman-teman, artikel kali ini akan membahas tentang salah satu metode geofisika yaitu Metode Magnetotelurik. Apa itu Metode Magnetotelurik?
1.
Definisi
Metode Magnetotelurik
Sumber
yang menyebabkan adanya variasi medan magnet bumi bergantung pada frekuensi
gelombang yang dihasilkan. Untuk
frekuensi di atas 1 Hz bersumber dari lighting
discharges yang berada di daerah equator bumi. Adapun untuk frekuensi di
bawah 1 Hz bersumber dari interaksi antar lapisan magnetosphere bumi dengan solar wind. Ketika mengenai lapisan magnetosphere
bumi, proton dan elektron yang terkandung di dalam plasma solar wind dibelokan dengan arah yang saling berlawanan sehingga
menghasilkan medan listrik. Variasi intensitas dan kecepatan dari solar wind menghasilkan gelombang elektromagnetik yang
bergantung terhadap waktu. Konsep utama dari metode magnetotelurik didasarkan
pada persamaan Maxwell, khususnya persamaan Hukum Ampere dan Hukum Faraday.
Setelah menegetahui tentang
definisi Metode Magnetotelurik, mari kita cari tahu tentang sejarah penggunaan
Metode Magnetotellurik.
2. Sejarah Penggunaan Metode Magnetotelurik
Kebergantukan
fenomena listrik-magnet terhadap kelistrikan terutama konduktivitas medium
(bumi) dapat dimanfaatkan untuk keperluan metoda MT. Hal ini dilakukan dengan
mengukur variasi medan listrik (E)
dan variasi medan magnet (H) sebagai
fungsi waktu. Pada sekitar dekade 50-an, untuk pertama kali hal ini dilakukan
dan dibahas secara terpisah oleh Tikhonov (1950), Rikitake (1946), Kato dan
Kikuchi (1950) dan Cagniard (1953) yang kemudian menjadi dasar dari metoda
magnetotelurik. Dengan demikian, metoda ini masih relatif baru jika
dibandingkan dengan metoda geofisika lainnya.
3. Prinsip Kerja
Prinsip Kerja Metode Magnetotelurik |
Prinsip
munculnya gelombang tellurik mirip dengan cara kerja dinamo atau generator
listrik. Generator memiliki 2 komponen utama, rotor dan kumparan konduktor.
Rotor merupakan bagian dinamo yang dapat berputar. Komponen tersebut mengandung
magnet yang memancarkan flux magnet, sedangkan permukaan kumparan yang bersifat
konduktif menangkapnya. Pada keadaan diam, flux yang dihasilkan dan diterima
kumparan jumlahnya tetap. Ketika rotor diputar, flux magnet yang mengenai
permukaan kumparan berubah sepanjang waktu. Perubahan fluks tersebut
menyebabkan arus listrik mengalir di kumparan konduktor, yang kemudian
dijadikan untuk berbagai kebutuhan.
Mirip
dengan analogi tersebut, medan listrik yang terekam pada metode magnetotelurik
muncul karena induksi medan magnet bumi terhadap lapisan bumi. Medan magnet
bumi besarnya fluktuatif seiring berjalannya waktu, mirip dengan medan magnet
yang dihasilkan oleh rotor yang berputar. Fluktuasi medan magnet mengenai
permukaan bumi, kemudian merambat ke dalamnya. Medan magnet bumi biasa disebut
sebagai medan magnet primer.
Bumi
memiliki sifat konduktor, analog dengan kumparan pada generator. Mirip seperti
sebelumnya, lapisan bumi yang konduktif mengalirkan arus listrik ketika
dirambati oleh medan magnet yang berubah-ubah. Nah, arus listrik tersebut
dikenal sebagai arus telluric yang kemudian ditangkap oleh receiver
sebagai medan listrik. Lebih jauh lagi, aliran arus telluric menyebabkan
munculnya medan magnet sekunder.
Medan
magnet bumi (primer), medan listrik (arus telluric), dan medan magnet
sekunder kemudian direkam oleh receiver, yang kemudian diolah hingga diperoleh
model resistivitas bawah permukaan. Salah satu pertanyaan yang sering muncul
adalah, bagaimana membedakan medan magnet sekunder dan medan magnet primer?
Kesimpulan sementara yang dapat diambil, medan magnet sekunder diukur pada arah
z, atau vertikal dan biasa disebut dengan Hz. Sedangkan medan magnet primer
diukur pada arah lateral sebagai Hx dan Hy. Prinsipnya kurang lebih seperti
ini, medan magnet sekunder dihasilkan akibar aktivitas arus listrik telluric
yang arahnya lateral. Dengan menggunakan aturan tangan kanan, dimana jempol
menunjukkan arah arus dan jari menunjukkan arah medan magnet, maka medan magnet
sekunder dapat memiliki arah vertikal, atau arah z. Lebih banyak nanti akan
dibahas pada uraian tentang tipper.
Lalu apa saja manfaat dari Metode
Magnetotelurik? Apakah pengaplikasiannya hanya di bidang geofisika saja?
1.
Mengetahui sebaran tahanan jenis batuan di
bawah permukaan
2.
Mengukur arus listrik alami dalam bumi
yang dihasilkan oleh induksi magnetic dari arus listrik di ionosfer
3.
Menentukan sifat bahan pada kedalaman yang
relative besar (termasuk mantel ) di dalam bumi
4.
Penelitian panas bumi, minyak dan gas
bumi, geohidrologi dan arkeologi
5.
Mencari respon anomaly benda berupa
struktur geologi tertentu, misalnya patahan zona konduktif
Selain
itu, metoda ini juga dapat diaplikasikan dalam pencarian ganesa bahan galian
berupa nikel, emas, besi, dan lainnya yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Demikianlah teman-teman artikel
singkat tentang seluk beluk Metode Magnetotelurik. Sampai juga di artikel
berikutnya.Terimakasih...
Comments
Post a Comment