GRAVITASI
Hai sobat SEG UHO SC.
Setelah sebelumnya kita membahas tentang
metode GPR, nah kali ini kita akan melanjutkan lagi membahas tentang metode
metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika. Artikel kali ini berisi
materi tentang Metode Gravitasi. Semoga postingan ini dapat lebih meningkatkan
pengetahuan kamu tentang Metode Gravitasi. Selamat menyimak dan memahaminya.
Apa itu metode gravitasi?
Metode
gravitasi merupakan salah satu metode pasif dalam geofisika, yang menyelidiki bawah permukaan dengan berdasarkan
pada hukum Newton. Prinsip dasar metode gravitasi
adalah mengukur perbedaan nilai gravitasi yang disebabkan oleh massa batuan
yang tidak merata. Dengan mengetahui perbedaan ini, maka dapat diperkirakan geometri
struktur bawah permukaan secara global termasuk densitas dan kedalamannya. Suatu batuan dengan rapat massa tinggi dan mempunyai
bentuk struktur melengkung ke atas, misalnya antiklin, maka medan gravitasi dibagian
sumbu antiklin akan lebih besar dibandingkan di bagian sayapnya. Contoh lain
yaitu srtuktur kubah garam dimana rapat massa batuannya lebih kecil daripada rapat
massa batuan sekitar yang diterobosnya, dan inidiketahui dengan rendahnya harga
gravitasi di atas struktur tersebut dibandingkan dengan harga gravitasi di
sekitarnya.
Perkembangan metode gravitasi
Istilah
gravitasi sudah lama dikenal mulai dari Galileo Galilei (1590) yang menyelidiki
tentang benda jatuh, kemudian Issac Newton (1687) yang meletakkan pondasi dasar
tentang teori gravitasi. Pada semua benda yang bermassa di permukaan bumi akan berkerja
sebuah gaya yang arahnya vertikal ke bawah. Gaya tersebut dikenal sebagai gaya berat
(gravitasi). Sebagai contoh, ketika bola dilempar ke atas, maka sampai pada ketinggian
tertentu bola itu akan jatuh kembali.
Metode gravitasi banyak digunakan pada tahap penelitian
pendahuluan dalam suatu eksplorasi, baik dalam mencari minyak bumi maupun
mineral. Penggunaan prinsip gravitasi untuk aplikasi geofisika (metode gravitasi)
dimulai tahun 1928 dengan ditemukannya cebakan minyak Nast Dome, Texas
menggunakan pengukuran gravitasi dengan Eotvos Torsion Balance. Disusul kemudian
ditemukannnya ladang minyak di Ceveland Texas (1932) dengan pengukur gravitasi menggunakan
pendulum. Pembuatan gravity meter dengan keakuratan 0,1 dibuat pada tahun 1932 juga. Hal ini merupakan
awal perkembangan gravitymeter yang sampai sekarang keakuratannya makin tinggi.
Metode gravitasi mengalami perkembangan yang cukup
signifikan sejak ditemukannya metode interpretasi 4D. Kini metode gravitasi tidak
hanya digunakan untuk menentukan struktur daerah tertentu namun juga dapat diterapkan
untuk monitoring gas dalam pertambangan minyak maupun eksploitasi geothermal
dan dapat juga untuk monitoring air tanah.
Dasar teori metode gravitasi
Metode gravitasi bekerja berdasarkan hukum gravitasi
newton yang menyatakan bahwa gaya antara dua benda bermassa m yang dipisahkan pada
jarak r akan berbanding lurus dengan perkalian massa dua benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dari kedua pusat massa dari kedua benda tersebut.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Dengan
F = gaya Tarik antara M dengan m ( Newton)
m1, m2 = massa benda (kg)
r = jarak antara kedua benda (m)
G = konstanta gravitasi 6,672 x 10-11
Nm2/Kg2
Tanda negatif menandakan bahwa gaya bekerja pada arah
yang berlawanan terhadap gaya tarik kedua massa
Dengan menggunakan rumus dasar ini, survei geofisika
metode gravitasi dapat dilakukan dengan baik.
Koreksi metode gravitasi
Metode gravitasi memiliki beberapa koreksi, antara
lain sebagai berikut:
1. Koreksi baca alat/skala, merupakan koreksi yang
dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam pembacaan alat gravitasi yang
digunakan
2. Koreksi pasang surut (tidal), merupakan koreksi
yang dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda di luar bumi seperti
bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan waktu.
3. Koreksi apungan (drift), merupakan koreksi akibat adanya
perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang sama pada waktu yang berbeda,
yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat gravity meter selama proses
transportasi dari satu stasiun ke stasiun lainnya
4. Koreksi lintang, merupakan koreksi yang dilakukan karena
bentuk bumi yang tidak sepenuhnnya bulat sempurna, tetapi pepat pada daerah ekuator
dan juga karena rotasi bumi sehingga menyebabkan adanya perbedaan nilai gravitasi
karena pengaruh lintang yang ada di bumi
5. Koreksi udara bebas (Free Air Correction),
merupakan koreksi yang dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik pengamatan
dan datum (mean sea level)
6. Koreksi Bouger, merupakan koreksi yang dilakukan untuk
mengkompensasi pengaruh massa batuan yang terdapat antara stasiun pengukuran dan
yang diabaikan pada koreksi udara bebas
7. Koreksi medan (terrain correction), merupakan koreksi
untuk mengakomodir ketidakaturan pada topografi sekitar titik pengukuran.
Sekian pembahasan tentang metode
Gravitasi, nantikan materi materi kami selanjutnya tentang metode yang
digunakan dalam survey geofisika. Kami berharap pembahasan kali ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.Terimakasih...
Comments
Post a Comment