BATUAN METAMORF




Hai sobat SEG UHO SC

Setelah sebelumnya kita membahas tentang Batuan Sedimen, nah kali ini kita akan melanjutkan lagi membahas seputar pengetahuan-pengetahuan dasar geologi. Artikel berikut ini membahas tentang Batuan Metamorf. Semoga postingan ini dapat lebih meningkatkan pengetahuan kamu seputar pengetahuan dasar geologi. Selamat menyimak dan memahaminya.

Apa itu batuan metamorf?


Jenis-Jenis Batuan
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya baik berupa  batuan beku, sedimen maupun metamorf. Proses metamorfosisme adalah proses yang menyebabkan perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur pada batuan karena suhu dan tekanan tinggi, serta larutan kimia yang aktif. Berdasarkan tingkat malihannya, batuan metamorf dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Metamorfisme tingkat rendah (low-grade metamorphism). Pada batuan metamorf tingkat rendah jejak kenampakan batuan asal masih bisa diamati.
2.      Metamorfisme tingkat tinggi (high-grade metamorphism), jejak batuan asal sudah tidak nampak, malihan tertinggi membentuk migmatit (batuan yang sebagian bertekstur malihan dan sebagian lagibertekstur beku atau igneous)
Berdasarkan pengaruh pembentukannya batuan metamorf dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      Metamorfisme kontak/thermal, batuan metamorf yang terbentuk karena pengaruh  suhu yang sangat tinggi, misalnya metamorfisme kontak terjadi pada zona kontak atau sentuhan langsung dengan tubuh magma (intrusi) dengan lebar antara 2-3 km, contohnya pembentukan batuan hornfels.
2.      Metomorfisme dinamik, terjadi akibat adanya tekanan yang tinggi, misalnya metamorfisme dinamik terjadi pada daerah sesar besar/ utama yaitu pada lokasi dimana masa batuan tersebut mengalami penggerusan.
3.      Metamorfisme regional, dimana batuan metamorf ini mendapat pengaruh dari suhu dan tekanan yang tinggi, biasanya metamorfisme jenis ini terdapat pada daerah dengan  zona subduksi

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Metamorfosis

·         Temperatur
Perubahan suhu atau temperatur bisa terjadi karena intrusi magma atau perubahan gradient geothermal, selain itu perubahan temperatur dapat disebabkan oleh gesekan antar massa batuan.

·         Tekanan
                  Perubahan tekanan dapat terjadi karena aktivitas vulkanik dan tektonik. Perubahan tekanan juga dapat terjadi karena bertumpuknya endapan dari jenis batuan yang sudah ada

·         Fasa Fluida 
                   Keberedaan setiap rongga antar butir dalam suatu batuan menjadi potensi untuk diisi ole larutan fluida,dan umunya larutan fluida yang paling ddominan adalah H20,tetapi berisi material mineral.Fase fluida adalah fase yang penting karena reaksi kimia yang melibatkan satu mineral padat berubah menjadi mineral padat lainnya hanyadapat dipercepat oleh adanya fluida yang berfungsi sebagai pembawa ion-ion terlarut.Dengan naiknya tekanan pada proses metamorfosa,maka ruang antar butir tempat fluida mengalir menjadi berkurang dan dengan demikian fluida menjadi tidak berfungsi sebagai penggerak reaksi.Dengan demikian tidak ada larutan fluida ketika temperatur dan tekanan berkurang sehingga metamorfosa retrogresif menjadi sulit terjadi.
·         Waktu
                Reaksi kimia yang terlibat dalam metamorfosa,selama re-kristalisasi,dan pertumbuhan mineral-mineral baru terjadi pada waktu yang sangat lambat.Hasil uji laboratorium mendukung hal tersebut dimana dibutuhkan waktu yang lama dalam proses metamorfosa untuk membentuk butiran-butiran mineral yang ukurannya cukup besar.Jadi batuan metamorf yang berbutir kasar akan memerlukan waktu yang lama,diperkirakan membutuhkan waktu hingga jutaan tahun.     


STRUKTUR BATUAN METAMORF

Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf sedangkan struktur non foliasi tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
A.    Struktur Foliasi
·         Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
·         Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
·         Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran  mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
·         Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.

B.     Struktur nonfoliasi
·         Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relative seragam.
·         Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal.
·         Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.
·         Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.
·         Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.
·         Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam    masa dasar yang lebih halus.
·         Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.
·         Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus atau fibrous.




TEKSTUR BATUAN METAMORF


Tekstur Batuan Metamorf



Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir  mineral individual penyusun batuan metamorf. Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic yang ditambahkan pada istilah dasarnya.

A.    Tekstur berdasarkan ketahanan pada proses metamorfosa
1.      Relict/Palimset/Sisa
            Tekstur ini merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan  asalnya masih tampak pada batuan metamorf tersebut.  Awalan blasto digunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini.  Contohnya adalah blastoporfiritik yaitu batuan metamorf yang tekstur porfiritik batuan beku asalnya masih bisa dikenali. Batuan yang mempunyai kondisi seperti ini sering disebut batuan metabeku atau metasedimen.

2.      Kristaloblastik
            Tekstur kristloblastik merupakan tekstur batuan metamor yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri.  Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.

B.     Tekstur berdasarkan ukuran butir
·         Faneritik, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata.
·         Afanitik, Bila butiran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata



C.    Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal
·         Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri
·         Subhedral, bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
·         Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya.
·         Pengertian bentuk kristal ini sama dengan yang dipergunakan pada batuan beku. Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur  batuan metamorf dapat dibedakan menjadi :
ü  Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh Kristal berbentuk euhedral
ü  Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.

D.    Tekstur berdasarkan bentuk mineral
·         Lepidoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk tabular
·         Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic
·         Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat  (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
·         Granuloblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat  (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.

Sekian pembahasan tentang batuan yang dikhususkan ke batuan Metamorf, mudah-mudahan pembahasan kali ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Nantikan materi lanjutan kami seputar pengetahuan dasar geologi, sampai jumpa.Terimakasih..


Comments

Popular posts from this blog

TIPE - TIPE BENTANG ALAM

STRUKTUR PRIMER

KEKAR